Software House Indonesia

Software Development

Agile Methodology

Ketika Anda membahas tentang sistem development atau aplikasi dalam sebuah proyek, maka hal ini bukan merupakan perkara mudah. Dibutuhkan tim management yang super tangguh untuk mencapai tujuan proyek yang berhasil.
Banyak metode-metode yang tersedia dalam proses pengerjaan suatu proyek, dan tentu bukanlah tugas yang sederhana. Salah satu metode proyek yang sedang ramai menjadi perbincangan pada software house Indonesia adalah metode Agile.
Pernah mendengar istilah Agile sebelumnya?
Istilah ini mungkin terdengar teknis, tetapi sebenarnya konsep agile Agile cukup sederhana, dan kini banyak digunakan oleh software house Indonesia dalam software development mereka.

Agile methodology adalah metode software development yang kerap digunakan oleh software house Indonesia, yang dilakukan secara bertahap dan berulang. Dalam prosesnya, tim developer bekerja secara kolaboratif dan terorganisir untuk menemukan solusi terbaik.
Metode ini dinilai lebih cepat dan fleksibel dibandingkan cara konvensional, karena mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi selama proses pengembangan.
Agile methodology sendiri merupakan model software development dalam jangka pendek. Metode ini membutuhkan adaptasi yang cepat dalam mengatasi setiap perubahan yang dimungkinkan terjadi.

Nilai terpenting dari Agile methodology ini adalah memungkinkan sebuah tim dalam mengambil keputusan secara cepat, kualitas dan prediksi yang baik, serta memiliki potensi baik dalam menangani setiap perubahan yang ada.
Fleksibilitas adalah kunci dalam Agile methodology. Tim developer dituntut untuk responsif terhadap revisi atau ide dari klien. Dengan begitu, proses software development dapat menjadi lebih dinamis dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Bagi developer, Agile membantu produktivitas karena setiap anggota tim dapat bekerja secara mandiri tanpa harus menunggu bagian lain selesai. Selain itu, metode ini juga membantu vendor menghemat biaya dan lebih fokus pada fitur yang dibutuhkan pengguna.
Agile bertujuan menghasilkan produk berkualitas tinggi dan bermanfaat bagi pengguna. Prosesnya dilakukan secara bertahap dan berulang, serta bisa disesuaikan dengan waktu dan biaya yang ada tanpa mengorbankan kualitas akhir.
Agile methodology bekerja dengan pendekatan iteratif dan inkremental, dimana proyek dibagi menjadi beberapa siklus kerja pendek yang disebut sprint. Setiap sprint berfokus pada penyelesaian sejumlah tugas prioritas yang harus menghasilkan deliverable yang siap diuji dan jika memungkinkan dapat dirilis.
Pendekatan ini memungkinkan tim untuk secara cepat beradaptasi terhadap perubahan, mengoptimalkan kinerja dan menjaga kualitas produk.
Agile methodology didasarkan pada prinsip-prinsip yang menekankan fleksibilitas, kolaborasi, dan perbaikan berkelanjutan dalam proses pengembangan. Agile berakar dari Manifesto Agile yang diperkenalkan pada tahun 2001 oleh sekelompok praktisi perangkat lunak.
Prinsip-prinsip dasar in tidak hanya menjadi landasan untuk pengambilan keputusan manajemen proyek tetapi juga mendorong tim untuk merespon perubahan dengan cepat dan terus meningkatkan kualitas produk.
Manifesto ini memuat 4 nilai utama dan 12 prinsip dasar.

4 Nilai utama Agile:

  1. Individu dan interaksi lebih penting daripada proses dan alat.
  2. Perangkat lunak yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi lengkap.
  3. Kolaborasi dengan pelanggan lebih penting daripada negosiasi kontrak.
  4. Merespons perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana.
1.png

12 Prinsip dasar Agile:

  1. Kepuasan pelanggan melalui pengiriman software secara awal dan berkelanjutan.
  2. Menyambut perubahan kebutuhan, bahkan di tahap akhir pengembangan.
  3. Pengiriman software yang berfungsi secara berkala (mingguan atau bulanan)
  4. Kolaborasi yang erat antara bisnis dan tim developer sepanjang proyek.
  5. Membangun proyek di sekitar individu yang termotivasi dan memberi mereka dukungan yang dibutuhkan.
  6. Komunikasi langsung (face to face) adalah metode paling efektif dan efisien untuk menyampaikan informasi.
  7. Software yang berfungsi adalah ukuran utama dari kemajuan.
  8. Pengembangan berkelanjutan dengan kecepatan tetap oleh semua pihak yang terlibat.
  9. Perhatian terus menerus terhadap keunggulan teknis dan desain yang baik.
  10. Kesederhanaan adalah kunci dalam menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu.
  11. Tim yang mampu mengorganisir diri sendiri menghasilkan arsitektur dan desain terbaik.
  12. Refleksi secara rutin, untuk meningkatkan efektivitas dan menyesuaikan perilaku tim.
2.png

Salah satu prinsip utama dalam Agile methodology adalah Iterative Development (pengembangan iteratif), adalah suatu prinsip di mana produk dikembangkan melalui serangkaian siklus pendek atau iterasi, bukan sebagai satu proyek besar yang dikembangkan sekaligus dari awal hingga akhir.
Proyek dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang disebut iterasi (biasanya berlangsung selama 1-4 minggu), dimana setiap iterasi mencakup fase perencanaan, desain, pengembangan, pengujian dan evaluasi.
Di akhir setiap iterasi dihasilkan versi produk yang bisa diuji atau bahkan digunakan ) working increment)

Tahap-tahapan Metode Agile
Tahap-tahapan Agile methodology diantaranya adalah:

  1. Product Backlog Creation
    Daftar semua kebutuhan atau fitur yang ingin dikembangkan, disusun oleh product owner. Backlog ini bersifat dinamis, dan dapat berubah sesuai prioritas bisnis atau masukan pengguna.
     
  2. Sprint Planning
    Tim memilih item dari product backlog untuk dikerjakan dalam satu iterasi (disebut sprint). Sprint biasanya berdurasi 1-4 minggu. Tim menetapkan tujuan sprint dan merencanakan pekerjaan secara rinci.
     
  3. Sprint Execution (Development)
    Tim mulai mengembangkan fitur yang telah direncanakan. Aktivitas ini melibatkan desain, pengkodean, pengujian, dan dokumentasi. Prosesnya bersifat kolaboratif dan adaptif.
     
  4. Daily Stand Up (Daily Scrum)
    Pertemuan singkat (sekitar 15 menit) setiap hari untuk menyampaikan progres, mengidentifikasi hambatan dan menyelaraskan pekerjaan tim.
     
  5. Sprint Review
    Di setiap akhir sprint, tim melakukan demo hasil kerja kepada stakeholder untuk menerima umpan balik. Tujuannya adalah mengevaluasi apakah produk memenuhi kebutuhan pengguna.
     
  6. Sprint Retrospective
    Refleksi internal tim untuk membahas apa yang berhasil, apa yang bisa ditingkatkan, dan bagaimana cara bekerja lebih baik di sprint berikutnya.
     
  7. Increment Delivery
    Hasil dari sprint adalah increment, bagian dari produk yang berfungsi penuh. Idealnya setiap increment dapat dirilis ke pengguna jika diperlukan.

Dalam beberapa tahun terakhir pada software house Indonesia, fenomena Agile telah menjamur di berbagai perusahaan, baik itu swasta maupun perusahaan milik negara. Tren ini tidak hanya terlihat pada perusahaan teknologi besar, tetapi juga pada berbagai industri lainnya.
Apa yang memicu banyak perusahaan untuk beralih ke pendekatan Agile?

  • Peningkatan adopsi teknologi selama pancemi COVID-19 telah mempercepat kebutuhan perusahaan untuk menjadi lebih adaptif dan responsif. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, seperti pandemi,
    banyak aktivitas yang sebelumnya dilakukan secara fisik beralih ke platform digital. Contohnya berbelanja secara online, sekolah dan perkuliahan secara online, hingga konsultasi kesehatan secara online. Perusahaan bisnis telah menunjukkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan cepat, memberikan layanan yang tetap optimal meskipun dalam kondisi yang berubah-ubah.
     
  • Kehidupan modern yang dipenuhi dengan ketidakpastian menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel.
    Perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan beresiko tertinggal.

Oleh karena itu Agile menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini, Agile transformation memungkinkan perusahaan untuk merespons perubahan dengan lebih cepat, meningkatkan efisiensi, dan tetap kompetitif di pasar.

3.png

Dalam dunia bisnis yang dinamis, kecepatan dan fleksibilitas menjadi kunci utama dalam pengembangan produk. Agile methodology hadir sebagai solusi yang memungkinkan tim untuk bekerja lebih adaptif, responsif, dan kolaboratif.
Dengan pendekatan berbasis iterasi dan umpan balik berkelanjutan, Agile membantu tim menghindari resiko besar dan memastikan produk yang dikembangkan selalu sesuai dengan kebutuhan pasar.

Berikut beberapa kelebihan utama dari metode Agile:

  1. Responsif Terhadap Perubahan
    Agile dirancang untuk fleksibel, perubahan kebutuhan atau permintaan pelanggan dapat dimasukkan bahkan di tahap akhir proyek
     
  2. Umpan Balik Cepat
    Melalui iterasi pendek dan demo rutin, tim mendapatkan masukan langsung dari pengguna atau stakeholder, sehingga dapat segera melakukan perbaikan.
     
  3. Kualitas Produk Lebih Tinggi
    Pengujian dilakukan secara berkala selama proses, bukan hanya di akhir. Hal ini membantu mendeteksi dan memperbaiki bug lebih awal.
     
  4. Peningkatan Kolaborasi dan Komunikasi
    Agile mendorong interaksi aktif antara tim developer , manajemen, dan pengguna, Daily stand up dan sprint review meningkatkan keterlibatan dan transparansi.
     
  5. Time to Market Lebih Cepat
    Fitur yang sudah siap bisa dirilis lebih awal ke pasar, tanpa harus menunggu keseluruhan proyek selesai.
     
  6. Manajemen Resiko Lebih Cepat
    Masalah dapat diidentifikasi dan diatasi lebih awal berkat pengembangan iteratif dan retrospektif rutin.
     
  7. Meningkatkan Kepuasan Klien
    Karena klien dilibatkan secara aktif dan fitur dikirim secara bertahap, hasil akhirnya lebih sesuai kebutuhan dan harapan pengguna.

Meskipun Agile menawarkan banyak kelebihan dan manfaat, penerapannya tidak selalu mudah. Berikut beberapa tantangan utama yang sering dihadapi oleh tim dan perusahaan saat mengadopsi Agile methodology:

  1. Kesulitan dalam Perubahan Budaya dan Mindset
    Agile menuntut perubahan cara berpikir, dari hirarki dan perencanaan jangka panjang menjadi kolaborasi, fleksibilitas dan iterasi cepat. Tidak semua perusahaan siap dengan perubahan ini.
     
  2. Keterlibatan Klien yang Konsisten
    Agile sangat bergantung pada masukan berkelanjutan dari klien. Jika klien tidak tersedia atau tidak aktif berpartisipasi, hasilnya bisa tidak sesuai harapan.
     
  3. Kurangnya Dokumentasi yang Terstruktur
    Karena Agile menekankan software yang berfungsi daripada dokumentasi, bisa jadi kurangnya dokumentasi menyulitkan tim baru atau saat maintenance di masa depan.
     
  4. Mengatasi Perubahan Scope yang Terlalu Sering
    Salah satu prinsip Agile adalah merespons perubahan secara cepat, tetapi jika perubahan terjadi terlalu sering, tim bisa mengalami scope creep. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan, kehilangan fokus, dan bahkan burnout karena tidak ada kejelasan dalam prioritas pekerjaan.
     
  5. Menjaga Konsistensi dalam Estimasi Waktu dan Biaya
    Dalam Agile, estimasi waktu dan biaya sering kali dilakukan berdasarkan sprint dan iterasi pendek.
    Namun variabilitas dalam kompleksitas tugas dan perubahan kebutuhan bisnis dapat membuat keterlambatan atau melebihi anggaran yang telah direncanakan.

Fleksibilitas dalam software development mengacu pada kemampuan proses pengembangan untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan, teknologi dan kondisi pasar tanpa mengorbankan kualitas produk atau efisiensi tim. Metodologi seperti Agile, Scrum, dan DevOps secara eksplisit dirancang untuk memaksimalkan fleksibilitas dalam pengembangan. Fleksibilitas adalah kunci untuk inovasi, terutama dalam proyek digital yang cepat berubah.

Berikut ini beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan ketika menggunakan Agile methodology untuk software development:

  1. Fleksibilitas dalam Mengakomodasi Perubahan
    Salah satu keunggulan utama Agile adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan kebutuhan selama proyek berlangsung. Perubahan yang muncul di tengah proses seringkali memakan biaya tinggi atau bahkan tidak memungkinkan pada pendekatan tradisionall. Namun Agile dirancang untuk memprioritaskan fleksibilitas, sehingga setiap perubahan dapat diintegrasikan dalam sprint berikutnya tanpa mengganggu alur kerja.
     
  2. Peningkatan Kualitas Software
    Agile methodology mengutamakan pengujian yang dilakukan secara berkala sepanjang siklus pengembangan. Pengujian dalam setiap sprint dilakukan pada unit-unit kecil untuk memastikan bahwa kualitas tetap terjaga. Pendekatan ini meminimalkan resiko munculnya bug yang sulit diperbaiki di kemudian hari.
     
  3. Resiko Proyek Lebih Rendah
    Masalah terdeteksi lebih awal, sehingga mengurangi resiko proyek gagal atau tidak sesuai ekspektasi.
    Pembagian proyek menjadi sprint-sprint kecil dalam Agile dapat membantu mengidentifikasi resiko sejak tahap awal. Jika ada kendala yang muncul dalam satu sprint, masalah tersebut dapat segera diatasi tanpa mempengaruhi keseluruhan proyek.
     
  4. Transparansi Progress
    Klien selalu tahu sejauh mana perkembangan proyek melalui sprint review atau demo rutin. Keterlibatan klien dalam proses pengembangan juga menciptakan hubungan yang lebih baik antara perusahaan dan klien. Pelanggan yang merasa didengar dan dihargai akan meningkatkan tingkat kepuasan dan loyalitas mereka.
     
  5. Kolaborasi yang Lebih Baik Antar Tim
    Agile mempromosikan komunikasi yang aktif melalui daily stand up meetings. Pada sesi ini, setiap anggota tim berbagi progress, hambatan dan rencana kerja mereka, sehingga semua pihak tetap berada di jalur yang sama. Kolaborasi ini memastikan bahwa tidak ada informasi penting yang terlewatkan selama pengambangan.
4.png

Agile methodology memberikan fleksibilitas tinggi dan mendorong kolaborasi yang lebih baik dalam manajemen proyek, memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan perubahan secara cepat.
Agile methodology menawarkan fleksibilitas, efisiensi dan kemampuan beradaptasi yang tidak dimiliki metode tradisional. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk dapat menghadapi tantangan pasar dengan lebih percaya diri dan menghasilkan software berkualitas tinggi dalam waktu singkat. Agile memungkinkan kolaborasi lebih erat antara tim developer dan pemangku kepentingan, sehingga kebutuhan bisnis dapat terpenuhi secara optimal.
Meskipun tantangan seperti perubahan scope yang sering serta kendala-kendala lainnya dapat muncul, pendekatan yang tepat serta budaya kerja yang mendukung akan membantu mengoptimalkan penerapan Agile untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam pengembangan produk maupun layanan.

BTS.id merupakan salah satu software house di bandung, dan terbaik di Indonesia yang telah banyak dipilih oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia untuk membuat dan mengembangkan custom software sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini menjadikan software developer BTS.id sebagai Technology Partner terbaik untuk membantu Anda menemukan solusi bisnis yang tepat untuk perusahaan Anda.

BTS.id menerapkan agile methodology dalam setiap layanan software development-nya untuk memastikan solusi yang adaptif, efisien, dan selaras dengan kebutuhan bisnis Anda. Pendekatan yang kolaboratif dan iteratif dari BTS.id dapat membantu perusahaan menghadirkan produk digital yang inovatif dan juga berkualitas tinggi.
Untuk mendapatkan solusi digital terbaik hanya BTS.id software company dan IT consultant terbaik untuk bisnis Anda.